Skip to main content

In Memoriam: Prof. Kudrat Soemintapura

Pada hari ini, 22 Oktober 2004, telah meninggal Prof. Kudrat Soemintapura. Beliau adalah salah satu dosen di Teknik Elektro dan Profesor dari Teknik Informatika ITB.

Saya tidak terlalu jauh mengenal pak Kudrat karena tidak pernah mengambil kuliah darinya, dan bukan dari labnya. Akan tetapi banyak kegiatan dimana kami bertemu. Banyak orang yang menghindari pak Kudrat karena kalau beliau bicara sering berkesan tidak "nyambung". Banyak orang yang merasa terintimidasi. Not me. Dalam diskusi dengan beliau justru saya mendapat pemikiran-pemikiran yang luar biasa, yang sering membuat saya berpikir ... "hmmm, iya ya, betul juga. jadi bagaimana ya?", atau "kok tadi nggak kepikir sampai segitu ya", things that make you think. You can always tell a great mind when you see one! Ini yang membuat saya tahan ngobrol dengan beliau. You'll always learn something.

Sambil bicara dan merokok (beliau terkenal dengan merokoknya), tiba-tiba beliau melontarkan pertanyaan "Bagaimana menurut pak Budi?", kemudian mendengarkan pendapat saya, dan kemudian berdiskusi. Dalam hati saya berkata, "wah, ada orang pandai yang mau mendengarkan pendapat saya? yang benar saja" Dan ini bukan basa-basi. Kemudian kami diskusi. Inilah yang membuat saya respect saya kepada beliau. Rasa hormat dari seorang murid kepada seorang guru. He is one of the few professors I looked up to.

Banyak profesor (dan juga bukan profesor) yang berlagak intelektual, mendominasi pembicaraan, atau overacting agar dikenal atau dihargai orang. Pak Kudrat bukan tipe seperti itu. Dan memang apa perlunya? Saya yakin banyak orang (seperti halnya saya) yang menaruh rasa hormat kepada pak Kudrat, bukan sekedar basa-basi.

Selamat jalan Prof. Kudrat. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa bapak dan menerima bapak di tempat yang layak. Semoga ilmu yang bapak ajarkan menjadi pahala yang tetap mengalir. Amin.

Comments

Ikhlasul Amal said…
Turut berduka cita untuk Prof. Kudrat yang telah kembali menemui Pemiliknya. Saya tidak kenal beliau, namun dengan paparan anda di atas, tidak salah jika kita hormat kepada beliau.
Anonymous said…
Innalillahiwainnailaihiraji'un. Turut berduka Cita atas meningalnya Prof. Kudrat Soemintapura, saya sama sekali tidak kenal beliau, bahkan baru mendengar nama beliau lewat posting pak Budi. semoga dosa-dosa beliau diampuni dan amalan2nya diterima oleh ALLAH SWT. Amiin.

Teriring harapan lebih banyak dosen, doktor, professor yang mau "mendengar" orang lain.

Popular posts from this blog

Himbauan Kepada Hacker & Cracker Indonesia & Malaysia

Kepada Hacker & Cracker Indonesia & Malaysia, Saya mengharapkan anda tidak melakukan penyerangan atau/dan pengrusakan situs-situs Indonesia dan Malaysia. Saya mengerti bahwa akhir-akhir ini beberapa masalah di dunia nyata membuat kita kesal dan marah. Namun kekesalan tersebut sebaiknya tidak dilimpahkan ke dunia maya (cyberspace). Semestinya sebelum melakukan aksi yang berdampak negatif, kita bisa melakukan langkah-langkah positif seperti melakukan dialog (melalui email, mailing list, bulletin board, blog, dan media elektronik lainnya). Kita harus ingat bahwa kita hidup bertetangga dan bersaudara. Yang namanya hidup bertetangga pasti mengalami perbedaan pendapat. Mari kita belajar bertetangga dengan baik. Saya berharap agar kita yang hidup di dunia maya mencontohkan bagaimana kita menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan hati yang lapang, sehingga para pemimpin kita di dunia nyata dapat mencontoh penyelesaian damai. Mudah-mudahan mereka dapat lebih arif dan bijaksana

More bad news with Malaysia - Indonesia

I've got more emails and news about bad news between Indonesia and Malaysia. To be exact, there was a news about RELA (not sure what that is) that goes out after Indonesians in Malaysia. There were incidents where they hit Indonesians, rob, and do horrible things. I cannot even write this is my blog. I am so sad and frustrated. What's going on with Malaysia (and Malaysians)? What did we - Indonesian(s) - do to deserve this? I thought there should be less boundary between Indonesia and Malaysia. But ... What's going on there, bro & sis? You know, more Indonesians now feel that they are offended by Malaysians. I can tell you that this bad feeling is increasing. This is a bad publicity towards Malaysia. People are now creating various calling names, such as "Malingsia" (it's a short of "maling" [thief] "siah" [you, Sundanese]), and worse.

Say NO to APJII!

Prolog At the end of 1997, I went back to Indonesia from my studies and work in Canada. The .ID domain management in Indonesia at that time was in a confusing state. Nobody wanted to manage it. Universitas Indonesia (UI) - the original maintainer - was in a fight with APJII (the Association of Indonesian ISP). In the end, IANA gave me a mandate to manage the .ID domain. Since then, I manage the .ID domain with open management. There are problems, but mostly minors. Until recently, when APJII (again) is trying to take over the .ID domain management from my team. Here's a short info to give you a head start. Short summary APJII (the association of ISP in Indonesia) is trying to takeover the .ID domain management in Indonesia. They have tried and will try everything to take over. Long description I've been managing the .ID domain since the end of 1997. At that time, nobody wanted to run the domain management. First of all, a brief description of how we run things. To run the .ID d