Skip to main content

Hello There

Anak-anak saya sering komentar bahwa kalau saya lagi suka satu lagu lantas lagu itu diputar berkali-kali. Memang benar. Kali ini saya lagi suka lagu "Hello There" dari Casiopea, group jazz fusion dari Jepang. Menurut statistik Winamp, dalam dua hari lagu ini telah saya putar 12 kali.

Sebetulnya ini bukan lagu baru - menurut info online, lagu ini dari album Freshness tahun 1995 - akan tetapi saya baru dapat CD-nya. Jadi, ya baru saya putar terus. Tentu saja ini saya lakukan setelah CD-nya saya rip dulu dengan menggunakan Windows Media Player 10. Sayangnya waktu dicek dengan Windows Media Player ini, judul-judulnya muncul dalam Bahasa Jepang. Mungkin ada seorang pengguna di Jepang yang mengirimkan (submit) informasi tersebut. Sayangnya saya tidak mengerti bahasa Jepang. Jadi saya ganti judulnya dan informasinya satu persatu.

Lagu ini mencirikan Casiopea, lengkap dengan solo masing-masing alat musik. Tapi tidak berlebihan. Yang lebih menarik lagi, alunan melodi dari masing-masing alat musik tersebut - gitar electric, synthesizer, bass, dan drums - seakan berkata-kata. Masing-masing pendengar dapat membuat interpretasi masing-masing. Jadi ...

Hello There ...

Comments

Anonymous said…
Casiopea..? What a wonderfull tast sir. Gak nyangka ternyata bapak seorang 'audio freak' juga ya....
it's nice 2 meet u here. maybe your blog could be one of my inspiration..in Jazz and IT!!
By the way, Jazz and IT is a great combination...i love it.

Popular posts from this blog

Himbauan Kepada Hacker & Cracker Indonesia & Malaysia

Kepada Hacker & Cracker Indonesia & Malaysia, Saya mengharapkan anda tidak melakukan penyerangan atau/dan pengrusakan situs-situs Indonesia dan Malaysia. Saya mengerti bahwa akhir-akhir ini beberapa masalah di dunia nyata membuat kita kesal dan marah. Namun kekesalan tersebut sebaiknya tidak dilimpahkan ke dunia maya (cyberspace). Semestinya sebelum melakukan aksi yang berdampak negatif, kita bisa melakukan langkah-langkah positif seperti melakukan dialog (melalui email, mailing list, bulletin board, blog, dan media elektronik lainnya). Kita harus ingat bahwa kita hidup bertetangga dan bersaudara. Yang namanya hidup bertetangga pasti mengalami perbedaan pendapat. Mari kita belajar bertetangga dengan baik. Saya berharap agar kita yang hidup di dunia maya mencontohkan bagaimana kita menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan hati yang lapang, sehingga para pemimpin kita di dunia nyata dapat mencontoh penyelesaian damai. Mudah-mudahan mereka dapat lebih arif dan bijaksana...

Say NO to APJII!

Prolog At the end of 1997, I went back to Indonesia from my studies and work in Canada. The .ID domain management in Indonesia at that time was in a confusing state. Nobody wanted to manage it. Universitas Indonesia (UI) - the original maintainer - was in a fight with APJII (the Association of Indonesian ISP). In the end, IANA gave me a mandate to manage the .ID domain. Since then, I manage the .ID domain with open management. There are problems, but mostly minors. Until recently, when APJII (again) is trying to take over the .ID domain management from my team. Here's a short info to give you a head start. Short summary APJII (the association of ISP in Indonesia) is trying to takeover the .ID domain management in Indonesia. They have tried and will try everything to take over. Long description I've been managing the .ID domain since the end of 1997. At that time, nobody wanted to run the domain management. First of all, a brief description of how we run things. To run the .ID d...

More bad news with Malaysia - Indonesia

I've got more emails and news about bad news between Indonesia and Malaysia. To be exact, there was a news about RELA (not sure what that is) that goes out after Indonesians in Malaysia. There were incidents where they hit Indonesians, rob, and do horrible things. I cannot even write this is my blog. I am so sad and frustrated. What's going on with Malaysia (and Malaysians)? What did we - Indonesian(s) - do to deserve this? I thought there should be less boundary between Indonesia and Malaysia. But ... What's going on there, bro & sis? You know, more Indonesians now feel that they are offended by Malaysians. I can tell you that this bad feeling is increasing. This is a bad publicity towards Malaysia. People are now creating various calling names, such as "Malingsia" (it's a short of "maling" [thief] "siah" [you, Sundanese]), and worse.