Ada banyak pelajaran yang saya peroleh dari permasalahan pengelolaan nama domain .ID baru-baru ini. Pelajaran pertama adalah adanya orang-orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya, sehingga rela memfitnah orang lain.
Dalam kejadian yang saya alami, dengan alasan menjalankan program Munas APJII (yang notabene adalah sebuah organisasi eksklusif dengan anggota ISP), maka beberapa pengurus APJII rela memfitnah saya. Beberapa orang pengurus APJII menandatangani surat litigasi yang digunakan untuk memfitnah saya bahwa saya menggelapkan dana pengelolaan nama domain .ID. (Link ke detikinet.com) [Catatan: ada yang memiliki daftar nama yang menandatangani surat tesebut?]
Yang membuat saya heran dan sedih adalah beberapa orang tersebut mengenal diri saya cukup baik untuk tahu bahwa saya tidak mungkin melakukan hal yang dituduhkan tersebut. But yet, they signed the document! Tak dapatkah mereka menolak? Memangnya apa sanksinya jika menolak? Takut? Kepada siapa? Takut kepada manusia? Ah, nampaknya ketakutan terhadap manusia jauh lebih besar dari ketakutan kepada kebenaran dan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Nampaknya kepentingan jabatan menjadi "pejabat" atau pengurus sedemikian pentingnya sehingga tidak berani menolak suatu langkah jahat yang mencelakakan orang yang tidak bersalah. Kemana larinya nurani? Saya tidak berani menduga. Hanya menyatakan kesedihan.
Demikian SAKRAL kah hasil Munas APJII sehingga rela melakukan fitnah dan mengorbankan orang (dalam hal ini adalah saya). Apakah tidak terpikir hal yang sama dapat terjadi dengan mereka? Orang atau kumpulan orang yang tidak peduli dengan nasib orang lain apakah peduli dengan nasib mereka jika mereka memiliki masalah? Mereka tidak akan peduli.
Saya percaya bahwa majelis (kumpulan orang) yang berencana buruk akan mendapat laknat dari Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Ada aksi, ada reaksi. Ada hukum karma. Kalau dalam bahasa Inggris, "what goes around, comes around."
Semua langkah ini tercatat dalam sejarah dan akan menjadi bacaan bagi generasi yang akan datang. Masih ada waktu untuk tobat dan mengoreksi kesalahan. Do the right thing.
Dalam kejadian yang saya alami, dengan alasan menjalankan program Munas APJII (yang notabene adalah sebuah organisasi eksklusif dengan anggota ISP), maka beberapa pengurus APJII rela memfitnah saya. Beberapa orang pengurus APJII menandatangani surat litigasi yang digunakan untuk memfitnah saya bahwa saya menggelapkan dana pengelolaan nama domain .ID. (Link ke detikinet.com) [Catatan: ada yang memiliki daftar nama yang menandatangani surat tesebut?]
Yang membuat saya heran dan sedih adalah beberapa orang tersebut mengenal diri saya cukup baik untuk tahu bahwa saya tidak mungkin melakukan hal yang dituduhkan tersebut. But yet, they signed the document! Tak dapatkah mereka menolak? Memangnya apa sanksinya jika menolak? Takut? Kepada siapa? Takut kepada manusia? Ah, nampaknya ketakutan terhadap manusia jauh lebih besar dari ketakutan kepada kebenaran dan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Nampaknya kepentingan jabatan menjadi "pejabat" atau pengurus sedemikian pentingnya sehingga tidak berani menolak suatu langkah jahat yang mencelakakan orang yang tidak bersalah. Kemana larinya nurani? Saya tidak berani menduga. Hanya menyatakan kesedihan.
Demikian SAKRAL kah hasil Munas APJII sehingga rela melakukan fitnah dan mengorbankan orang (dalam hal ini adalah saya). Apakah tidak terpikir hal yang sama dapat terjadi dengan mereka? Orang atau kumpulan orang yang tidak peduli dengan nasib orang lain apakah peduli dengan nasib mereka jika mereka memiliki masalah? Mereka tidak akan peduli.
Saya percaya bahwa majelis (kumpulan orang) yang berencana buruk akan mendapat laknat dari Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Ada aksi, ada reaksi. Ada hukum karma. Kalau dalam bahasa Inggris, "what goes around, comes around."
Semua langkah ini tercatat dalam sejarah dan akan menjadi bacaan bagi generasi yang akan datang. Masih ada waktu untuk tobat dan mengoreksi kesalahan. Do the right thing.
Comments
Coba di cari dulu surat itu atau tanyakan langsung ke orang2 yang katanya menandatangani...
Terus terang gw gak tau masalahnya tapi lebih baik sabar dan terus berusaha untuk mencari bukti2 yang bisa meringankan masalah loe. Kadang butuh perjuangan lebih lama untuk menegakkan kebenaran.
Semoga bisa segera selesai dgn terungkapnya kebenaran yang sebenarnya.
Maju terus Pak Budi, 4jji pasti bersama orang-orang yang benar!!
Maju terus pak Budi
TETAP SEMANGAT Pak Budi.
Semoga ALLAH menunjukkan jalan yg benar dan haq
Saya percaya dengan Pak Budi dan doa saya beserta Bapak. Good Luck!
Pak Budi, yakinlah bahwa komunitas Internet Indonesia ada di belakang anda. Gila ! Tuduhan yang mereka alamatkan kepada Pak Budi benar2 tidak berdasar, memfitnah dan tidak melihat apa yang telah Pak Budi lakukan untuk Internet Indonesia.
Salam, dan do'a saya selalu bersama Pak Budi.
Jody Ananda
Memang jika tuhannya itu uang maka syari'atnya mempolehkan segala cara tidak ada halal dan tidak ada haram yang ada dapat uang banyak atau tidak!